Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Rabu, 29 Februari 2012

PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA

Perkembangan Emosi Remaja 
Target yang hendak dicapai melalui dasar-dasar pendidikan dan yang juga dirancang oleh lembaga-lembaga pendidikan adalah menyiapkan generasi yang unggul dan mampu menghadapi segala persoalan yang dihadapinya. Disamping itu, tujuan lain yang hendak kita harapkan pada generasi yang akan datang adalah generasi yang memiliki mental yang kuat dan rasa percaya diri.
Seorang remaja hendaklah kuat jasmaninya, tidak sakit-sakitan dan lemah. Sebab akal yang sehat terdapat dalam tubuh yang sehat, gemar berolahraga, memperhatikan kebersihan, mengikuti petunjuk-petunjuk kesehatan dengan cara menerapkannya pada diri sendiri.Jauh dari kebiasaan-kebiasaan yang membahayakan fisik maupun akal seperti narkoba dan minuman keras atau sejenisnya. Secara kejiawaan bebas dari berbagai problem kejiwaan an menikmati keharmonisan jiwa dan perasaan- perasaan positif yang lain.
Remaja berada dalam periode yang banyak mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan khususnya menyangkut dengan penyesuaian diri terhadap tuntutan lingkungan dan masyarakat serta orang dewasa. Kematangan hormon seks yang ditandai dengan datangnya menstruasi bagi remaja putri dan keluarnya mani melalui mimpi basah pada remaja putra dapat menimbulkan kebingungan dan perasaan cemas, khususnya apabila mereka belum disiapkan untuk menyikapi peristiwa tersebut secara positif. Perubahan-perubahan yang dialami tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan dan hubungan sosial remaja. Para remaja mulai tertarik kepada lawan jenis, ketertarikan ini disatu sisi dapat menimbulkan konflik dalam diri mereka karena mungkin muncul perasaan malu, kurang percaya diri dan kebingungan dalam penyesuaian diri, agar bertingkah laku seperti yang dinginkan orang dewasa.
Kecenderungan tingginya gejolek emosi remajaperlu dipahami oleh pendidik khususnya orangtua dan guru. Untuk itu perlu dihindari hal- hal yang dapat menimbulkan emosi negati seperti marah, sedih, kecewa, frustasi, cemas dan lainnya.
Banyak penelitian membuktikan bahwa salah satu penyebab remaja menjadi nakal adalah karena mengalami gangguan emosi menibulkan rasa tidak aman dan tidak puas terhadap kehidupan sehari-hari. Selanjutnya dapat timbul kebencian dan kecemburuan terhadap orang- orang yang lebih beruntung dan bahagia. Akibat dari semuanya ini sering mereka melakukan tindakan yang merusak dan menyakiti orang lain.
A.Pengertian Emosi
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa emosi adalah suatu keadaan kejiwaan yang mewarnai tingkah laku. Emosi dapat juga diartikan sebagai suatu reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku gembira, bahagia, sedih, berani, takut, marah, haru dan sejenisnya.
Biasanya emosi muncul dalam bentuk luapan perasaan, dan surut dalam waktu yang singkat. Hathersall (1985), merumuskan pengertian emosi sebagai situasi psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh. Emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan (feeling): misalnya pengalaman-pengalaman afektif, kenikmatan atau ketidaknikmatan, marah, takut, bahagia, sedih dan jijik. Emosi juga sering berhubungan dengan ekspresi tingkah laku dan respon-respon fidiologis.
B.Jenis- Jenis Emosi
Berasarkan sebab dan reaksi yang ditimbulkan, emosi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1 Emosi yang berkaitan dengan perasaan (syaraf-syaraf jasmaniah), misalnya perasaan dingin, panas, hangat, sejuk dan sebagainya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak dirasakan karena faktor fisik diluar individu, misalnya cuaca, kondisi ruangan dan tempat dimana individu itu berada.
2 Emosi yang berkaitan dengan kondisi fisiologis, misalnya sakit, meriang dan sebagainya. Munculnya emosi sepertinini lebih banyak dirasakan karena faktor kesehatan.
3 Emosi yang berkaitan dengan kondisi psikologis, misalnya cinta, rindu, sayang, benci dan sejenisnya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak dirasakan karena faktor hubungan dengan orang lain.
C. Karakteristik Emosi pada Masa Remaja
Remaja memiliki karakteristik pemunculan emosi yang berbeda bila dibandingkan dengan masa kanak-kanak maupun dengan orang dewasa. Emosi remaja seringkali meluap-luap (tinggi) dan emosi negatif mereka lebih mudah muncul. Keadaan ini lebih banyak disebabkan masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka dan lingkungan yang menahalangi terpuaskannya kebutuhan tersebut ( Hurlock, 1980). Luella Cole (1963) mengemukakan bahwa ada 3 (tiga) jenis emosi yang menonjol pada periode remaja, yaitu :
1 Emosi marah
Emosi marah lebih mudah timbul apabila dibandingkan dengan emosi lainnya dalam kehidupan remaja. Penyebab timbulnya emosi marah pada remaja ialah apabila mereka direndahkan, dipermalukan, dihina atau dipojokkan dihadapan kawan-kawannya. Remaja yang sudah cukup matang menunjukkan rasa marahnya tidak lagi dengan berkelahi seperti pada masa kakank-kanak sebelumnya. Kadang-kadang juga remaja melakukan tindakan kekerasan dalam melampiaskan emosi marah, meskipun mereka berusaha menekan keinginan untuk bertingkah laku seperti itu. Pada dasarnya remaja cenderung mengganti emosi kekanak-kanakan mereka dengan cara yang lebih sopan.
2 Emosi Takut
Ketakutan yang dialami selama masa remaja dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Ketakutan terhadap masalah atas siakp orang tua yang tidak adil dan cenderung menolak didalam keluarga.
b. Ketakutan terhadap masalah mendapatkan status baik dalam kelompok sebaya maupun dalam keluarga.
c. Ketakutan terhadap masalah penyesuaian pendidikan, atau pilihan pendidikan yang sesaui dengan kemampuan dan cita- cita.
d. Ketakutan terhadap masalah pilihan jabatan yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan.
e. Ketakutan terhadap masalah-masalah seks.
f. Ketakutan terhadap ancaman keberadaan diri.
Pada saat akhir masa remaja dan memasuki perkembangan dewasa awal, ketakutan atau kecemasan yang baru muncul adalah menyangkut masalah keuangan, pekerjaan, kemunduran usaha, pendirian/ pandangan politik , kepercayaan/ agama, perkawinan dan keluarga. Remaja yang sudah matang akan berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang menimbulkan rasa takutnya
3 Emosi Cinta
Emosi telah ada pada diri anak semenjak bayi dan terus berkembang hingga dewasa. Sedangkan pada masa remaja, rasa cinta diarahkan kepada lawan jenis. Pada masa bayi rasa cinta diarahkan pada orang tua terutama kepada ibu. Pada masa kanak-kanak (3-5 tahun) rasa cinta diarahkan pada orang tua yang berbeda jenis kelamin, misalnya anak laki-laki akan jatuh cinta pada ibu dan anak perempuan pada ayah. Pada masa remaja arah dan objek cinta itu berubah terhadap teman sebaya yang berlawanan jenis.
Beberapa situasi yang mendorong remaja putri untuk menyayangi wanita secara berlebihan, yaitu :
1 Wanita tersebut dirasakan dapat membantu ,engatasi kesulitan yang dihadapinya.
2 Wanita itu dapat dijadikan sebagai pengganti ibunya, apabila jauh dari ibunya yang dijadikan figur atau kehilangan kasih sayang ari ibunya karena perceraian atau meninggal dunia.
3 Wanita tersebut dirasakan sangat menyayanginya dan ia berasal dari keluarga yang menolak dirinya
4 Karena tidak populer diantara teman pria, merasa sangat malu dan takut kepada teman pria, atau mempunyai pengalaman yang menyakitkan dengan pria.
Remaja wanita yang mengalami perkembangan perasaan cinta yang normal adalah jika remaja mengarahkan rasa cintanya kepada pemuda sesama remaja. Demikian juga dengan remaja pria yang mempunyai cinta yang normal mengarahkan cintanya pada seorang gadis.
Pada akhir masa remaja,mereka memilih satu lawan jenis yang paling disayangi. Perkembangan yang normal mengenai emosi cinta dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Objek cinta mula-mula adalah orang dewasa yang sejenis atau berbeda jenis.
b) Kemudian ojek cinta beralih pada teman sebaya yang sama jenis kelamin, yaitu pada masa pre remaja.
c) Pada akhirnya remaja menjadikan teman sebaya sebagai obyek cintanya.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Emosi
Munculnya emosi negatif pada diri remaja disebabkan oleh berbagai hal, Hurlock (1980) & Luella Cole(1963) menyimpulkan faktor penyebab yang menimbulkan emosi negatif pada diri remaja, yaitu:
1. Orang tua atau guru meperlakukan mereka seperti anak kecil yang membuat harga diri mereka dilecehkan.
2. Apabila dirintangi membina keakraban dengan lawan jenis.
3. Terlalu banyak dirintangi daripada disokong
4. disikapi secara tidak adil oleh orang tua
5. Merasa kebutuhan tidak dipenuhi oleh orang tua, padahal orang tua mampu.
6. Merasa disikapi secara otoriter, seperti dituntut patuh, banyak dicela hukum dan dihina.
Gejala gangguan emosional pada Remaja antara lain :
1. Depresi atau sedih yang mendalam, biasanya akibat kesedihan yang tidak mendapat tanggapan dari orang lain atau tanggapan yang diterimanya justru meningkatkan kesedihan yang ada. Depresi dapat terjadi akibat kehilangan orang yang sangat dicintai atau kegagalan yang bertubi-tubi dialami.
2. Mudah pingsan, karena terlalu sensitif atau perasa, khususnya terhadap sesuatu yang menakutkan atau menyedihkan.
3. Mudah tersinggung dan sensitif terhadap orang lain. Misalnya sesuatu yang dilihat, didengar atau direspon orang lain, ditanggapi secara impulsif.
4. Sering cemas, karena terlalu banyak memikirkan bahaya atau kegagalan.
5. Sering Ragu-ragu dalam memutuskan sesuatu atau bertindak ragu-ragu karena terlalu banyak pertimbangan.
E. Ciri-ciri Kematangan Emosi Remaja
Remaja yang sudah mencapai kematangan emosi dapat dilihat dari ciri- ciri tingkah lakunya sebagai berikut :
1. Mandiri dalam artian emosional yaitu bertanggung jawab atas diri sendiri dan orang lain.
2. Mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya. Mereka tidak cenderung menyalahkan diri sendiri ataupun menyalahkan orang lain atas kegagalan yang dialaminya.
3. Mampu mengendalikan emosi-emosi negatif, sehingga pemunculannya tidak impulsif.
4. Mampu mengendalikan emosi-emosi negatif, sehingga pemunculannya tidak impulsif.
F. Ciri-ciri Ketidakmatangan Emosi
Remaja yang sudah tidak matang emosinya dapat dilihat dari ciri-ciri tingkah lakunya sebagai berikut :
1. Cenderung melihat sisi negatif dari orang lain.
2. Impulsif, kurang mampu mengendalikan emosi dan mudah emosional.
3. Kurang mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya.
4. Kurang mampu memahami orang lain dan cenderung untuk selalu minta dipahami oleh orang lain.
5. Tidak mau mengakui kesalahan yang diperbuat dan cenderung menyembunyikannya atau lebih memilih sikap mekanisme pertahanan diri,
G. Cara-cara Meredam Emosi Negatif
Emosi negatif pada dasarnya dapat diredam sehingga tidak menimbulkan efek negatif. Beberapa cara untuk meredamnya itu adalah :
1. Berpikir positif dalam arti mencoba melihat sesuatu peristiwa atau kejadian dari sisi positifnya.
2. Mencoba belajar memahami karakteristik orang lain. Memahami bahwa orang lain memang berbeda dan tidak dapat memaksakan orang lain berbuat sesuai dengan keinginan diri sendiri.
3. Mencoba menghargai pendapat dan kelebihan orang lain. Mereka mendengarkan apa yang dikemukakan orang lain dan mengakui kelebihan orang lain.
4. Introspeksi dan mencoba melihat apabila kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri, mereka dapat merasakannya.
5. Bersabar dan menjadi pemaaf. Mengahadapi sesuatu dengan sabar dan maaf
6. Mengalihkan perhatian pada objek yang memicu munculnya emosi.
H. Usaha Untuk Mengembangkan Emosi Remaja
Agar emosi positif pada diri remaja dapat berkembang dengan baik, dapat dirangsang dan disikap oleh orang tua maupun guru. Usaha untuk mengembangkannya adalah :
1. Orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan anak (significant person) dapat menjadi model dalam mengekspresikan emosi-emosi negatif, sehingga tampilannya tidak meledak-ledak.
2. Adanya programlatihan beremosi nbaik disekolah maupun didalam keluarga. Misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
3. Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi yang cenderung menimbulkan emosi negatif dan upaya-upaya menggapainya secara lebih baik.
Kesimpulan
Sudah tidak dapat dipungkiri, bahwa Perkembangan Emosi Remaja dalam tumbuh kembangnya memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupannya. Karena remaja yang sehat adalah remaja yang bisa mengontrol emosinya dengan baik.
Dengan adanya ciri-ciri serta usaha untuk mengembangkan emosi remaja secara tepat,secara bertahap diharapkan seorang remaja mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai generasi harapan bangsa.
Untuk itu hendaknya orang tua, guru dan lingkungan masyarakat harus benar-benar dapat memahami bagaimana tumbuh kembang remaja termasuk emosinya.
Pembentukan emosi remaja yang sehat yang bertolak pada pembangunan karakter remaja hendaklah dilaksanakan selain jalur pendidikan, keluarga dan sekolah juga dilaksanakan pada lingkungan.
Selain itu mencipatakan kondisi yang aktual dalam masyarakat hendaklah melalui jalur yang efektif seperti media masa dan organisasi masyarakat, sosial dan politik.

6 komentar:

Daftar Blog Saya